Rabu, 04 Desember 2019

MANUSIA DAN KEINDAHAN

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Disajikan Untuk Melengkapi Tugas
Dosen Pembimbing : Faqih Munandar

Disusun Oleh:
Marcell Yohama Fahmi Alhafidz (13519531)






UNIVERSITAS GUNADARMA
PROGRAM S1 PSIKOLOGI





KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadiran Allah SWT karena berkat rahmatnya lah saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar yang bermateri Manusia dan Keindahan. Saya juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya berharap para pembaca dan bapak faqih akan memberikan saran dan kritik yang akan membantu saya memperbaiki makalah saya untuk tugas tugas selanjutnya. Dan saya harap makalah ini akan bermanfaat bagi para pembaca.
Bekasi, 4 Desember 2019

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia
2.2 Pengertian Keindahan
2.3 Hakikat Manusia Dan Keindahan
2.4 Hubungan Manusia Dan Keindahan

PENUTUP
3.1 Kesimpukan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan manusia?
2.      Apa yang dimaksud dengan keindahan?
3.      Hakikat dari keindahan?
4.      Bagaimana cara untuk mengetahui keindahan?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan dan keterkaitan antara Manusia dan Keindahan


           BAB II
PEMBAHASAN


2.1  PENGERTIAN MANUSIA

            Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis. Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekarta), “mens”(latin), yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebagai konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, atau seorang individu.


2.2  PENGERTIAN KEINDAHAN

            Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keaadaan yang enak dipandang. Keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” yang berarti kebaikan. Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.


2.3  HAKIKAT DARI KEINDAHAN

            Keindahan adalah kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada kesatuan, keselarasan, keseimbangan, dan pertentangan. Keindahan identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah. Ada 2 nilai yang penting dalam keindahan:
Ø  Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk suatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar
Ø  Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung didalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian



2.4  HUBUNGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN

Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan. Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu manusia  merasakan kenyamanan hidupnya.



BAB III
PENUTUP


          3.1  KESIMPULAN

Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah yang selalu berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia. Manusia diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang dimilikinya, yang ada pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh semua orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan dibutuhkan hal-hal seperti renungan, keserasian, kehalusan dan kontemplasi.





Francis, Marie. 2013. “Ilmu Budaya Dasar Manusia Dan Keindahan” diakses pada tanggal 1 Desember 2019.

Manusia Dan penderitaan

ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PENDERITAAN
MAKALAH
Disajikan Untuk Melengkapi Tugas
Dosen Pembimbing: Faqih Munandar


  Disusun Oleh:
  Marcell Yohama Fahmi Alhafidz (13519531)


UNIVERSITAS GUNADARMA
PROGRAM S1 PSIKOLOGI


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadiran Allah SWT karena berkat rahmatnya lah saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar yang bermateri Manusia dan Penderitaan . Saya juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya berharap para pembaca dan bapak faqih akan memberikan saran dan kritik yang akan membantu saya memperbaiki makalah saya untuk tugas tugas selanjutnya. Dan saya harap makalah ini akan bermanfaat bagi para pembaca. 
  Bekasi, 4 Desember 2019


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan
2.2 Penyebab Munculnya Penderitaan
2.2 Hubungan Manusia Dengan Penderitaan
  
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut
1.2  Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1)      Pengertian Penderitaan
2)      Penyebab Munculnya Penderitaan
3)      Hubungan Manusia Dan Penderitaan
1.3  Tujuan
Untuk memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan dan memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.

2.2  Penyebab Munculnya Penderitaan
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat  dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut:
1)      Nasib Buruk penderitaan ini dikarenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk disebabkan oleh manusia itu sendiri. Contohnya Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan optimisme merupakan suatu usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
2)      Kemiskinan, banyakorang yang menderita karena miskin, merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini dikarenkan kurangya rasa syukur manusia atas apa yang telah diberikan oleh tuhan.

2.3  Hubungan Manusia Dengan Penderitaan
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 
Pada haikatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan meru[akan rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung bagaimana seseorang menyikapi penderitaan tersebut.
Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untukitu manusia harus bisa mnjaga sikap dan perilaku baik kepada sesamma manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan. Karena dengan menjaga sikap dan perilaku antar sesama umat manusia, alam sekar, dan Tuhan, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.




Iqbal, Muhammad. 2013. “Manusia Dan Penderitaan”, ttps://www.kompasiana.com/muhammad.iqbal.94/55295074f17e61445e8b456d/manusia-dan-penderitaan, diakses pada tanggal 1 Desember 2019.
Prasetyo, Febby. 2015. “Ilmu Budaya Dasar Manusia Dan Penderitaan”, https://www.academia.edu/8334037/ILMU_BUDAYA_DASAR_MANUSIA_DAN_PENDERITAAN, diakses pada tanggal 1 Desember 2019.

Manusia Dan Cinta Kasih



ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN CINTA KASIH
MAKALAH
Disajikan Untuk Melengkapi Tugas
Dosen Pembimbing: Faqih Munandar
Disusun Oleh:
Marcell Yohama Fahmi Alhafidz (13519531)
















UNIVERSITAS GUNDARMA

PROGRAM S1 PSIKOLOGI










KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadiran Allah SWT karena berkat rahmatnya lah saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar yang bermateri Manusia dan Penderitaan . Saya juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya berharap para pembaca dan bapak faqih akan memberikan saran dan kritik yang akan membantu saya memperbaiki makalah saya untuk tugas tugas selanjutnya. Dan saya harap makalah ini akan bermanfaat bagi para pembaca. 

Bekasi, 4 Desember 2019




DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan



BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Pengertian Cinta Kasih
            2.2 Pengertian Kasih Sayang
            2.3 Mewujudkan Cinta Kasih
            2.4 Hubungan Manusia Dan Cinta Kasih


BAB II PENUTUP
            3.1 Kesimpulan


BAB I

PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfileman memperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita romantika.
Dari jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bias di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan cinta.



1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka berikut penulis akan merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1)      Apakah Pengertian Cinta Kasih?
2)      Apakah Pengertian Kasih Sayang?
3)      Bagaimana Cara Mewujudkan Cinta Kasih?
4)      Hubungan Manusia Dan Cinta Kasih!

1.3  Tujuan
 
Untuk memahami makna Cinta Kasih dan memahami Kasih Sayang dan mewujudkan rasa Cinta Kasih dan Sayang agar hidup tentram dan damai tercapai.


BAB II

PEMBAHASAN



2.1  Pengertian Cinta Kasih
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.



2.2  Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka,  sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.



2.3  Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara :
·         Mewujudkan Cinta Pada Diri Sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
·         Mewujudkan Cinta Pada Sesama Manusia
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, dan kerja bakti.
·         Mewujudkan Cinta Pada Tuhan
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Nya dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.


2.4  Hubungan Manusia Dan Cinta Kasih
Hidup tanpa cinta itu kosong. Cinta amat penting dalam kehidupan manusia. Belumlah sempurna hidup seseorang jika dalam hidupnya tidak pernah dihampiri perasaan cinta. Karena manusia didunia tidak hanya seorang diri, melainkan selalu melibatkan pihak lain, dengan istilah cinta tersebut haruslah diartikan, baik mencintai maupun dicintai.
Dalam diri setiap manusia terdapat dua sumber kekuatan yang menggerakkan nya untuk berbuat termasuk untuk mencintai atau dicintai. Dua sumber kekuatan itu adalah akal dan budi di satu pihak, dan nafsu dipihak lain. Jadi, perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh dua sumber, yaitu perasaan cinta yang digerakkan oleh akal budi dan perasaan cinta yang digerakkan oleh nafsu. Yang pertama disebut cinta sejati (cinta tanpa pamrih), sedangkan yang kedua disebut cinta nafsu (cinta pamrih). Oleh Prof. Dr. Louis Leahy S.J, menyatakan bahwa cinta tanpa berpamrih disebut cinta kebaikan, sedangkan cinta pamrih disebut cinta utilitaris atau yang bermanfaat, artinya, yang mengindahkan kepentingan diri sendiri.
Cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia, bukan dorongan suatu kepentingan melainkan atas dasar kesadaran bahwa hakikatnya manusia itu satu. Cinta kasih itu meliputi seluruh dunia, tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainya dan tidak mengenal batas waktu. Cinta kasih bersifat abadi, karena ia tidak bergantung kepada sesuatu yang ada dan melekat pada sesuatu yang dicintai. Cinta kasih keberadaannya bukan disebabkan oleh unsur-unsur yang bersifat internal, yang berkembang didalam diri kita masing-masing.



BAB III

PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Cinta Kasih dapat dirumuskan secara sederhana sebagai perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan, dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Sehingga menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, sesama lingkungan, dan dengan Tuhan.


Christian, Michael. 2016. “Manusia Dan Cinta Kasih(Ilmu Budaya Dasar)”. https://michaelchristiansite.wordpress.com/2016/02/11/manusia-dan-cinta-kasihilmu-budaya-dasar/.